Kamis, 21 November 2013

BALANTING PARING

Keindahan alam Loksado memang menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang ingin memanjakan dirinya dengan alam. Bagi masyarakat perkotaan, berwisata adalah suatu keharusan setelah menjalani kehidupan yang penuh dengan segala aktivitas yang membuat pikiran dan tenaga terkuras. Selain ditambah dengan kehidupan di perkotaan yang dipenuhi dengan kendaraaan bermotor yang menciptakan suasana lingkungan sekitar menjadi tidak nyaman. Salah satu pilihannya adalah berwisata dengan balanting paring.
Bagi mereka yang menyukai tantangan, patut mencoba yang satu ini. Balanting Paring namanya atau dalam bahasa kerennya dikenal dengan Bamboo Rafting. Bagi masyarakat Kalsel, balanting paring sudah sering didengar akan tetapi belum banyak orang yang pernah mencobanya. Balanting paring ini dilakukan dengan mengarungi sungai amandit yang bagian hulunya berada di daerah Loksado ini.
Seorang Joki yang manjadi 'Nahkoda' lanting
Seorang Joki yang manjadi 'Nahkoda' lanting
Sungai amandit memiliki jeram dan karakter fisik yang berbeda-beda. Hal inilah yang menjadi tantangan tersendiri dalam wisata balanting paring di Loksado. Dalam balanting paring ini kita dipandu oleh seorang joki yang bertugas untuk membawa kita mengarungi sungai amandit. Joki joki yang sudah handal ini dengan segala tenaga dan upaya berusaha agar lantingnya tetap berada pada koridor dan menyelesaikan rute perjalanan yang harus ditempuh. Satu lanting biasanya hanya dapat diisi oleh 4 orang penumpang dan 1 orang joki, dimana setiap lantingnya hanya terdiri atas sekitar 18-25 potong bambu.
Selama perjalanan kita dapat melihat keindahan alam Loksado yang memanjakan mata kita, pegunungan yang menjulang tinggi, ladang-ladang masyarakat dengan berbagai jenis tanaman yang dilengkapi dengan sebuah pondok kecil dari bambo sebagai tempat berlindung dikala panas terik atau hujan, kampung-kampung penduduk dengan berbagai macam aktivitasnya dipinggir sungai.
Ladang Penduduk Loksado di tepi sungai Amandit
Ladang Penduduk Loksado di tepi sungai Amandit
Dari atas lanting kita juga melihat keanekaragaman hayati disekitar sungai amandit ini. Begitu banyak flora yang tumbuh dipinggir sungai ini yang sebelumnya saja belum pernah kita lihat apalagi tahu namanya. Kita juga dapat mendengar nyanyian-nyanyian alam seperti suara burung, suara insekta ataupun suara air yang bergemuruh yang pecah disela-sela batu sungai. Bahkan sesekali terdengar suara mesin chain saw dari tengah hutan yang memecah kesunyian alam. Selama perjalanan kita dapat merasakan kehidupan yang berbeda dengan perkotaan. Udara yang kita hirup terasa lebih segar dan menyejukkan kulit. Pikiran terasa lebih tenang karena darah yang mengalir ke otak mengandung Hb yang lebih banyak. Terbersit keinginan untuk mencetuskan ide-ide baru yang brilian, yang menghasilkan suatu karya terbaik.
Lanting-lanting paring mengarungi Sungai Amandit
Lanting-lanting paring mengarungi Sungai Amandit
Terpesona dengan keindahan alam jangan membuat kita menjadi kurang waspada selama berada di atas lanting paring. Selama perjalanan kita juga harus menjaga sikap agar jangan sampai mengganggu Joki yang sedang bekerja.
Seorang wisatawan yang ikut balanting paring
Seorang wisatawan yang ikut balanting paring
Kita juga harus siap siaga karena lanting paring yang kita tumpangi sewaktu-waktu dapat melewati rerimbunan pohon di tepi sungai, melewati jeram-jeram yang besar ataupun terbawa oleh arus sungai amandit yang deras, sehingga joki biasanya minta bantuan kita untuk melakukan tindakan yang dapat menyelamatkan lanting bambu dari tersangkut, terbalik atau bahkan patah sehingga perjalanan tidak dapat dilanjutkan. Bagaimana dengan anda, Apakah ingin mencoba Balanting Paring?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar